samroh

Kesenian Samroh/Qosidahan ini diduga memiliki usia paling muda dibanding dengan jenis slawatan yang lain.
Pada umumnya kesenian ini banyak digemari dan dilakukan oleh remaja puteri.
Samroh ini dapat dikatakan semacam vokal group yang menyanyikan lagu-lagu bernafaskan agama Islam.


Kapan kesenian ini muncul tidak banyak diketahui orang.
Fungsi dari kesenian ini adalah sebagai tontonan/ hiburan.
Jumlah pemain Samroh sekitar 12 - 15 orang.
Ada kalanya puteri semua, ada pula yang putra-putri berusia rata-rata antara 15 - 25 tahun.
Kostum yang dipakai oleh para pemain Samroh ialah realis, yaitu pakaian sehari-hari yang lazim dipakai orang Islam.
Pada pokoknya alat musik yang dipakai adalah rebana.
Dalam perkembangannya kemudian alat-alat musik baru kemudian ditambahkan yaitu tambur, seruling, harmonika dan ketipung.
Walaupun demikian, tidak semua group Samroh/Qosidahan menggunakan semua instrumen-instrumen ini, akan tetapi semua alat-alat tersebut sering dipakai dalam kesenian ini.
Para pemain alat musik biasanya juga merangkap sebagai vokalis. Jumlah vokalis yang khusus tidak tentu bisa banyak dan bisa sedikit. Paling sedikit satu orang tetapi ada juga yang mencapai 9 orang, bahkan ada pula group yang tidak memiliki vokalis khusus sama sekali.
Para pemain musik biasanya sekitar 6 orang.
Ada pula yang mencapai 12 orang, walaupun yang kedua ini sudah jarang ditemui karena yang paling sering ditambah jumlahnya adalah pemain rebana.
Waktu pertunjukan bisa siang, bisa pula malam hari.
Yang paling sering adalah pada malam hari dengan waktu yang tidak tertentu. umumnya sekitar 2 jam.
Pertunjukan ini biasanya bukan merupakan acara yang tunggal tetapi digabungkan dengan acara-acara lain ataupun sebagai salah satu pengisi acara dari rangkaian acara yang telah ada.
Alat penerangan yang digunakan ketika pementasan adalah lampu petromak atau lampu listrik.
Pertunjukan ini menggunakan pentas dengan tata panggung realis dan desain lantai lurus berbanjar dua sap.
Kapan kesenian ini muncul tidak banyak diketahui orang.
Fungsi dari kesenian ini adalah sebagai tontonan/ hiburan.
Jumlah pemain Samroh sekitar 12 - 15 orang.
Ada kalanya puteri semua, ada pula yang putra-putri berusia rata-rata antara 15 - 25 tahun.
Kostum yang dipakai oleh para pemain Samroh ialah realis, yaitu pakaian sehari-hari yang lazim dipakai orang Islam.
Pada pokoknya alat musik yang dipakai adalah rebana.
Dalam perkembangannya kemudian alat-alat musik baru kemudian ditambahkan yaitu tambur, seruling, harmonika dan ketipung.
Walaupun demikian, tidak semua group Samroh/Qosidahan menggunakan semua instrumen-instrumen ini, akan tetapi semua alat-alat tersebut sering dipakai dalam kesenian ini.
Para pemain alat musik biasanya juga merangkap sebagai vokalis. Jumlah vokalis yang khusus tidak tentu bisa banyak dan bisa sedikit. Paling sedikit satu orang tetapi ada juga yang mencapai 9 orang, bahkan ada pula group yang tidak memiliki vokalis khusus sama sekali.
Para pemain musik biasanya sekitar 6 orang.
Ada pula yang mencapai 12 orang, walaupun yang kedua ini sudah jarang ditemui karena yang paling sering ditambah jumlahnya adalah pemain rebana.
Waktu pertunjukan bisa siang, bisa pula malam hari.
Yang paling sering adalah pada malam hari dengan waktu yang tidak tertentu. umumnya sekitar 2 jam.
Pertunjukan ini biasanya bukan merupakan acara yang tunggal tetapi digabungkan dengan acara-acara lain ataupun sebagai salah satu pengisi acara dari rangkaian acara yang telah ada.
Alat penerangan yang digunakan ketika pementasan adalah lampu petromak atau lampu listrik.
Pertunjukan ini menggunakan pentas dengan tata panggung realis dan desain lantai lurus berbanjar dua sap.
Kapan kesenian ini muncul tidak banyak diketahui orang.
Fungsi dari kesenian ini adalah sebagai tontonan/ hiburan.
Jumlah pemain Samroh sekitar 12 - 15 orang.
Ada kalanya puteri semua, ada pula yang putra-putri berusia rata-rata antara 15 - 25 tahun.
Kostum yang dipakai oleh para pemain Samroh ialah realis, yaitu pakaian sehari-hari yang lazim dipakai orang Islam.
Pada pokoknya alat musik yang dipakai adalah rebana.
Dalam perkembangannya kemudian alat-alat musik baru kemudian ditambahkan yaitu tambur, seruling, harmonika dan ketipung.
Walaupun demikian, tidak semua group Samroh/Qosidahan menggunakan semua instrumen-instrumen ini, akan tetapi semua alat-alat tersebut sering dipakai dalam kesenian ini.
Para pemain alat musik biasanya juga merangkap sebagai vokalis. Jumlah vokalis yang khusus tidak tentu bisa banyak dan bisa sedikit. Paling sedikit satu orang tetapi ada juga yang mencapai 9 orang, bahkan ada pula group yang tidak memiliki vokalis khusus sama sekali.
Para pemain musik biasanya sekitar 6 orang.
Ada pula yang mencapai 12 orang, walaupun yang kedua ini sudah jarang ditemui karena yang paling sering ditambah jumlahnya adalah pemain rebana.
Waktu pertunjukan bisa siang, bisa pula malam hari.
Yang paling sering adalah pada malam hari dengan waktu yang tidak tertentu. umumnya sekitar 2 jam.
Pertunjukan ini biasanya bukan merupakan acara yang tunggal tetapi digabungkan dengan acara-acara lain ataupun sebagai salah satu pengisi acara dari rangkaian acara yang telah ada.
Alat penerangan yang digunakan ketika pementasan adalah lampu petromak atau lampu listrik.
Pertunjukan ini menggunakan pentas dengan tata panggung realis dan desain lantai lurus berbanjar dua sap.

Baca Selengkapnya...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS